jam 07.00 aku sudah berada di kosan doi, doi terkejut dengan penampilanku yang baru sebelumnya berantakan bak genderuwo sekarang sudah rapih seperti david copperfield hehehe maksa. akupun mengantarkan doi sampai kampus ( aku dan doi adalah sama satu kampus tetapi beda jurusan dan gedung tempat kuliah dilaksanakan ). aku kampus G dan doi kampus E.
bagi masyarakat depok pasti tau nama kampus yang ada E dan G, bahkan ada D ^^,
waktupun berlalu sembari dosen mengajarkan mata kuliah aspek hukum dalam ekonomi ( selanjutnya tidak akan menghadiri kuliah ni lagi karena jumlah SKS ku tidak cukup) sedihnya.. sms pun masuk dari salah satu teman chatku.. sebut saja Lili, dia minta dijemput di daerah jatinegara di penginapan RIO, sebelumnya doi menjelaskan bahwa dia kabur dari rumah karena masalah sama orang tuanya. doi menjelaskan bahwa dia dari semalam bersama kakak angkatnya, sebut saja Haikal. doi menjelaskan bahwa dia dan haika bermalam di penginapan rio,jatinegara. dan having fun bersamanya. tentunya dia butuh tempat tinggal untuk bermalam dan saya tawarkan untuk bermalam di kontrakanku barang sehari - dua hari sekalian mencicipi tubuh dia..
tiba saatnya penjemputan, doi mempunyai ace yang lumayan cantik bisa dikatakan memiliki nilai 7.5 - 8, chubby payudara berukuran 36b, dan kelas 2 smu. akupun memboyong doi ke kontrakan, di perjalanan kami mengobrol panjang lebar tentang masalah-masalahnya dan aku tawarkan solusi terbaik yaitu embali berkumpul bersama keluarganya meskipun berat. kami sempat membeli kondom 2 pack fiesta rasa strawberi dan rasa cappucino ( emang ada ) hehehe bercanda.. cuma strawberry aja 2 pack.
sesampainya di kontrakan. kami merapikan diri masing-masing mulai dari mandi, makan . setelah jam 10 malam, kami beranjak ke tempat tidur dan mulai melakukan aksi menggerayangi bagian-bagian tubuhnya yang sensitif. aku mencium dia dan meakukan french kiss kira2lebih dari menit, kemudian melepaskan baju masing-masing sampai kami berdua telanjng bulat, aku menghisap payudara doi, dan doi mengerang keenakan. kemudian kami bergaya 69, kami melakukannya selama 5 menit. karena memeknya doi sudah basah. aku lanjutkan ke penetrasi lebih lanjut, dengan memakai kondom 3 lapis. ( aneh ya udah kondom dilapis 3 pula ) T_T
karena kami sudah sama-sama horni akhirnya saya menuntun penis saya ke dalam liang senggamanya doi, awalnya susah karena penis saya ibarat pisang yang bengkok T_T, dia pun menggerutu, tetapi akhirnya dia keenakan juga karena g-spotnya terkena penisku, dia mendesah "ahhh.... disitu...iya... trusss..."karena desahan dia akupun makin menjadi dan melesakkan penisku lebih dalam lagi... "ahhhhhhhh.... ahhhhhh..." dia pun berteriak keenakan, kira-kira 10 menit gw genjot penis di dalam vaginanya dia,akhirnya dia pun mengalami orgasme duluan, dan dilanjutkan olehku 2 menit sesudahnya.. aku keluarin di dalam. dengan kondom sudah terlepas dari penisku. kami pun istirahat 20 menit sampai akhirnya kami mengulang sampe ronde ke 3 , kemudian kami terlelap sampai pagi.
otot-otot penisku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya....
TV mulai kunyalakan, adegan-adegan panas nampak di layar. Mendengar desahan-desahan artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangasang. Dengan lincahnya tanganku melucuti celana beserta CD-ku sendiri. Burungku yang sedari tadi tegak mengacung kukocok perlahan.
Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun.
Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam penisku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau orgasme. Tiba-tiba..
“Anton.. apa yang kamu lakukan!!” teriak sebuah suara yang aku kenal.
“Mama..?!”
Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh Mamaku yang bahenol itu. Kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Mama mencoba untuk berontak.
“Anton.. ingat, Ton. Aku ini Mamamu?!” teriak Mama mengingatkanku.
Aku tak lagi peduli. Salah Mama sendiri sih. Orang mau orgasme kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat telinga dan tengkuknya, kedua payudaranya kuremas-remas sampai Mama menjerit kesakitan. 10 menit aku melakukan hal itu, kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari Mama. Nampaknya Mama mulai terangsang juga. Diraihnya penisku yang menggelantung, tangan mungilnya mulai mengocok penisku yang kubanggakan. Dengan perlahan kubuka baju Mama. Satu demi satu kancingnya kulepaskan, dan perlahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu.
Setelah berhasil membuka baju dan BH-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke payudara Mama yang padat berisi. Kucium dan kulumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, membuat gairah Mamaku semakin berkobar.
“Uuhh..aahh..Terus, Ton. Ya..terus..Oohh..” erang Mamaku demi menahan nikmat yang dirasa.
“Ma..capek nih berdiri. Pindah ke kasur aja yah..” pintaku.
“Ya deh..” suara Mama bergetar menahan gariah yang tertunda.
Kugendong tubuh Mama yang setengah telanjang itu menuju ke kasurku sambil tetap kuciumi kedua payudaranya. Kurebahkan tubuh mungilnya, dan segera kutindih tubuh Mamaku itu. Kuremas payudara sebelah kanan, sedangkan mulutku ini mengulum dan mencucup yang kiri. Dengan bantuan Mama, kubuka rok mini Mamaku. Ciumanku turun ke pusarnya. Usapan lidahku diperutnya membuat tubuh Mamaku semakin bergelinjang tak karuan.
Setelah kurasa cukup bermain lidah di perutnya, kugigit CD Mama, dan dengan gigiku kutarik CD-nya. Dengan susah payah akhirnya berhasil juga aku membukanya dengan cara tersebut. Terdiam ku sejenak, demi melihat keindahan vagina Mama yang terpampang jelas di depanku.
“Ton, kok malah melamun sih? Kenapa?”
“Ah..enggak, Ma. Anton kagum aja ama vagina Mama. Indah, Ma.”
“Ah..kamu bisa aja. Jangan cuma dipandangi aja dong.”
Vagina Mama sangat indah menurutku. Disana terdapat rambut yang lebat, dan bentuknya sungguh sangat menggairahlan. Kudekatkan wajahku keselangkangan Mama. Tercium bau khas seorang yang wanita yang dapat membangkitkan gairah lelaki. Kusapukan lidahku di garis vertikal itu. Tubuh Mama membusur menerima usapan lidahku di sana. Kutarik klitorisnya, kugigit kecil, kukulum dan terkadang kutarik-tarik. Nampak dari wajahnya, Mamaku menikmati permainanku di daerah kemaluannya.
Kumasukkan ketiga jariku sekaligus, kubiarkan sejenak, kurasakan lembab di sana. Dengan perlahan kumaju-mundurkan jemariku. Perlahan tapi pasti. Tanganku yang satunyapun tak tinggal diam. Kutarik klitorisnya, kupuntir dan kupilin, membuat tubuh Mama semakin bergoyang tak karuan.
Akupun semakin bergairah melihat tubuh Mamaku seperti itu. Semakin cepat aku mengocok vagina Mamaku, bahkan aku mencoba untuk memasukkan kelima jariku sekaligus. Tak lama kemudian kurasakan jepitan vagina Mama semakian kuat, kupercepat kocokanku. Mata Mama membeliak ke atas dan digigit bibir bawahnya yang seksi itu, kemudian.
“Ah..Mama mau sampai, Ton. Ah..ah..”
Dan akhirnya, Seerr.. cairan kewanitaan Mama membasahi jemariku. Kucopot jemariku dari liang kewanitaan Mama, kuturunkan wajahku dan kujilat habis air itu sampai tak tersisa.
“Ton, kamu hebat juga yah. Hanya dengan jemarimu saja Mama sudah bisa orgasme seperti tadi..” kata Mamaku terengah-engah.
Kami terdiam sejenak untuk memulihkan tenaga. Mamaku bersandar dibahuku dengan tersenyum puas. Jemari lentik Mama bermain-main manja mengelus dan mengusap penisku yang masih saja tegak mengacung.
“Ton, punya kamu gede juga ya. Punya Papamu dulu aja nggak sampai segede ini.”
“Ah, Mama. Anton kan malu.”
“Ngapain juga kamu malu, toh memang benarkan.”
Jemari lentik Mama masih saja memainkan penisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Mama tak mau lepas dari situ.
“Ma, kok didiemin aja. Dikocok dong, Ma, biar enak.”
“Ton, Ton..kamu keburu nafsu aja.”
Perlahan Mama pindah ke selangkanganku. Digenggamnya penisku dengan kedua tangannya, dijilatnya kepala penisku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut Mamaku. Dijilatnya selutuh batang kemaluanku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidah Mama.
Dikocoknya penisku didalam mulut Mama, tapi tak semuanya dapat masuk. Mungkin hanya ¾ nya saja yang dapat masuk ke mulut Mama. Kurasakan dinding tenggorokan Mama menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga Mama mengulum penisku. Kurasakan batang penisku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, Mama semakin cepat mengocok batang kemaluanku.
“Ma.. ah.. aohh.. Ma, Anton mo keluar, Ma.”
Akhirnya..Croott..croott..croott..
Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung penisku. Diminumnya dengan rakus maniku itu. Dijilatnya semua, sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi penisku tetap saja tegar meski tak seberapa keras lagi. Melihat itu, Mamaku menggosok-gosokkan penisku di vaginanya. Merasakan gesekan-gesekan lembut vagina Mama, penisku mulai mengeras kembali. Digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang peranakannya. Dengan sedikit gerakan menekan, penisku perlahan masuk setengahnya ke vagina Mama. Kurasa ini sudah mentok, karena beberapa kali Mama coba untuk menekan lebih keras lagi agar penisku dapat masuk semua, tapi keluar kembali setelah menatap ujung rahimnya.
Dengan bersemangat Mama mulai menaik-turunkan tubuhnya. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisiku yang ada di bawah sungguh sangat menguntungkanku. Aku dapat melihat payudara Mamaku naik-turun seiring dengan goyangan pinggulnya.
Dengan gemas, kuraih payudara yang menari-nari di depanku itu. Kutarik payudara Mama mendekat ke wajahku. Kulihat wajah Mama meringis kesakitan karena payudaranya kutarik dengan paksa. Kugigit putingnya sampai berubah warnanya menjadi kemerahan. Kurasakan ada cairan putih susu menetes keluar dari putingnya saat kucucup payudaranya. Entah mengapa aku sangat suka sekali mempermaikan payudara Mamaku ini.
Kurasakan otot-otot vagina Mama dengan kuat menyedot penisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja vagina Mama menjepit penisku. Kulihat wajah Mama nampak makin memerah menahan orgasme kuduanya yang akan keluar sebentar lagi.
“Ton.. Ah.. Oougg.. hh.. Ton, Mama mau keluar lagi, Ton.”
Dan.. Seerr..
Kurasakan cairan hangat membasahi penisku. Ada cairan yang menetes disela-sela pahaku saking banyaknya cairan yang keluar.
“Duh, Mama kok udah keluar sih, ga mau nungguin Anton.”
“Maaf deh. Kamu juga sih perkasa banget, Mamakan udah ga tahan lagi.”
Dengan sigap segera kubalik tubuhku, sehingga kini Mama berada dibawah. Tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat. Mendapat serangan yang tiba-tiba itu Mamaku menjerit-jerit kesakitan. Meskipun vagina Mama udah becek banget, tapi tetap saja terasa seret untuk penisku.
Tak kuhiraukan suara Mama yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku.
Kurasakan otot-otot penisku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya. Ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar. Tapi jepitan vagina Mama akhirnya meruntuhkan pertahananku.
Croott.. croott..
Maniku keluar juga, menambah becek vagina Mama. Kubiarkan penisku tetap didalam vagina Mama untuk merasakan sisa-sisa orgasmeku. Kurasakan vagina Mama tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi.
Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi semakin bergairah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun.
Kocokan tanganku semakin cepat seiring dengan makin panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dalam penisku yang ingin meyeruak keluar. Aku mau orgasme. Tiba-tiba..
“Anton.. apa yang kamu lakukan!!” teriak sebuah suara yang aku kenal.
“Mama..?!”
Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh Mamaku yang bahenol itu. Kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Mama mencoba untuk berontak.
“Anton.. ingat, Ton. Aku ini Mamamu?!” teriak Mama mengingatkanku.
Aku tak lagi peduli. Salah Mama sendiri sih. Orang mau orgasme kok diganggu. Dengan buasnya aku jilat telinga dan tengkuknya, kedua payudaranya kuremas-remas sampai Mama menjerit kesakitan. 10 menit aku melakukan hal itu, kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari Mama. Nampaknya Mama mulai terangsang juga. Diraihnya penisku yang menggelantung, tangan mungilnya mulai mengocok penisku yang kubanggakan. Dengan perlahan kubuka baju Mama. Satu demi satu kancingnya kulepaskan, dan perlahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu.
Setelah berhasil membuka baju dan BH-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke payudara Mama yang padat berisi. Kucium dan kulumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya, membuat gairah Mamaku semakin berkobar.
“Uuhh..aahh..Terus, Ton. Ya..terus..Oohh..” erang Mamaku demi menahan nikmat yang dirasa.
“Ma..capek nih berdiri. Pindah ke kasur aja yah..” pintaku.
“Ya deh..” suara Mama bergetar menahan gariah yang tertunda.
Kugendong tubuh Mama yang setengah telanjang itu menuju ke kasurku sambil tetap kuciumi kedua payudaranya. Kurebahkan tubuh mungilnya, dan segera kutindih tubuh Mamaku itu. Kuremas payudara sebelah kanan, sedangkan mulutku ini mengulum dan mencucup yang kiri. Dengan bantuan Mama, kubuka rok mini Mamaku. Ciumanku turun ke pusarnya. Usapan lidahku diperutnya membuat tubuh Mamaku semakin bergelinjang tak karuan.
Setelah kurasa cukup bermain lidah di perutnya, kugigit CD Mama, dan dengan gigiku kutarik CD-nya. Dengan susah payah akhirnya berhasil juga aku membukanya dengan cara tersebut. Terdiam ku sejenak, demi melihat keindahan vagina Mama yang terpampang jelas di depanku.
“Ton, kok malah melamun sih? Kenapa?”
“Ah..enggak, Ma. Anton kagum aja ama vagina Mama. Indah, Ma.”
“Ah..kamu bisa aja. Jangan cuma dipandangi aja dong.”
Vagina Mama sangat indah menurutku. Disana terdapat rambut yang lebat, dan bentuknya sungguh sangat menggairahlan. Kudekatkan wajahku keselangkangan Mama. Tercium bau khas seorang yang wanita yang dapat membangkitkan gairah lelaki. Kusapukan lidahku di garis vertikal itu. Tubuh Mama membusur menerima usapan lidahku di sana. Kutarik klitorisnya, kugigit kecil, kukulum dan terkadang kutarik-tarik. Nampak dari wajahnya, Mamaku menikmati permainanku di daerah kemaluannya.
Kumasukkan ketiga jariku sekaligus, kubiarkan sejenak, kurasakan lembab di sana. Dengan perlahan kumaju-mundurkan jemariku. Perlahan tapi pasti. Tanganku yang satunyapun tak tinggal diam. Kutarik klitorisnya, kupuntir dan kupilin, membuat tubuh Mama semakin bergoyang tak karuan.
Akupun semakin bergairah melihat tubuh Mamaku seperti itu. Semakin cepat aku mengocok vagina Mamaku, bahkan aku mencoba untuk memasukkan kelima jariku sekaligus. Tak lama kemudian kurasakan jepitan vagina Mama semakian kuat, kupercepat kocokanku. Mata Mama membeliak ke atas dan digigit bibir bawahnya yang seksi itu, kemudian.
“Ah..Mama mau sampai, Ton. Ah..ah..”
Dan akhirnya, Seerr.. cairan kewanitaan Mama membasahi jemariku. Kucopot jemariku dari liang kewanitaan Mama, kuturunkan wajahku dan kujilat habis air itu sampai tak tersisa.
“Ton, kamu hebat juga yah. Hanya dengan jemarimu saja Mama sudah bisa orgasme seperti tadi..” kata Mamaku terengah-engah.
Kami terdiam sejenak untuk memulihkan tenaga. Mamaku bersandar dibahuku dengan tersenyum puas. Jemari lentik Mama bermain-main manja mengelus dan mengusap penisku yang masih saja tegak mengacung.
“Ton, punya kamu gede juga ya. Punya Papamu dulu aja nggak sampai segede ini.”
“Ah, Mama. Anton kan malu.”
“Ngapain juga kamu malu, toh memang benarkan.”
Jemari lentik Mama masih saja memainkan penisku dengan manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan Mama tak mau lepas dari situ.
“Ma, kok didiemin aja. Dikocok dong, Ma, biar enak.”
“Ton, Ton..kamu keburu nafsu aja.”
Perlahan Mama pindah ke selangkanganku. Digenggamnya penisku dengan kedua tangannya, dijilatnya kepala penisku dengan lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari mulut Mamaku. Dijilatnya selutuh batang kemaluanku, mulai dari pangkal sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidah Mama.
Dikocoknya penisku didalam mulut Mama, tapi tak semuanya dapat masuk. Mungkin hanya ¾ nya saja yang dapat masuk ke mulut Mama. Kurasakan dinding tenggorokan Mama menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama juga Mama mengulum penisku. Kurasakan batang penisku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, Mama semakin cepat mengocok batang kemaluanku.
“Ma.. ah.. aohh.. Ma, Anton mo keluar, Ma.”
Akhirnya..Croott..croott..croott..
Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung penisku. Diminumnya dengan rakus maniku itu. Dijilatnya semua, sampai tak ada lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar tetapi penisku tetap saja tegar meski tak seberapa keras lagi. Melihat itu, Mamaku menggosok-gosokkan penisku di vaginanya. Merasakan gesekan-gesekan lembut vagina Mama, penisku mulai mengeras kembali. Digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang peranakannya. Dengan sedikit gerakan menekan, penisku perlahan masuk setengahnya ke vagina Mama. Kurasa ini sudah mentok, karena beberapa kali Mama coba untuk menekan lebih keras lagi agar penisku dapat masuk semua, tapi keluar kembali setelah menatap ujung rahimnya.
Dengan bersemangat Mama mulai menaik-turunkan tubuhnya. Gerakan naik-turun yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sangat luar biasa. Apalagi posisiku yang ada di bawah sungguh sangat menguntungkanku. Aku dapat melihat payudara Mamaku naik-turun seiring dengan goyangan pinggulnya.
Dengan gemas, kuraih payudara yang menari-nari di depanku itu. Kutarik payudara Mama mendekat ke wajahku. Kulihat wajah Mama meringis kesakitan karena payudaranya kutarik dengan paksa. Kugigit putingnya sampai berubah warnanya menjadi kemerahan. Kurasakan ada cairan putih susu menetes keluar dari putingnya saat kucucup payudaranya. Entah mengapa aku sangat suka sekali mempermaikan payudara Mamaku ini.
Kurasakan otot-otot vagina Mama dengan kuat menyedot penisku. Semakin lama kurasa semakin kuat saja vagina Mama menjepit penisku. Kulihat wajah Mama nampak makin memerah menahan orgasme kuduanya yang akan keluar sebentar lagi.
“Ton.. Ah.. Oougg.. hh.. Ton, Mama mau keluar lagi, Ton.”
Dan.. Seerr..
Kurasakan cairan hangat membasahi penisku. Ada cairan yang menetes disela-sela pahaku saking banyaknya cairan yang keluar.
“Duh, Mama kok udah keluar sih, ga mau nungguin Anton.”
“Maaf deh. Kamu juga sih perkasa banget, Mamakan udah ga tahan lagi.”
Dengan sigap segera kubalik tubuhku, sehingga kini Mama berada dibawah. Tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dengan cepat. Mendapat serangan yang tiba-tiba itu Mamaku menjerit-jerit kesakitan. Meskipun vagina Mama udah becek banget, tapi tetap saja terasa seret untuk penisku.
Tak kuhiraukan suara Mama yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan merasakan nikmat yang akan datang padaku.
Kurasakan otot-otot penisku mulai berdenyut-denyut dengan kerasnya. Ada sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya selama mungkin agar tidak segera keluar. Tapi jepitan vagina Mama akhirnya meruntuhkan pertahananku.
Croott.. croott..
Maniku keluar juga, menambah becek vagina Mama. Kubiarkan penisku tetap didalam vagina Mama untuk merasakan sisa-sisa orgasmeku. Kurasakan vagina Mama tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi.
mainkan dengan lidah, lalu menyusuri leher, perut, tali pusar terus sampai bawah
Kisah nyata ini berawal sejak saya masuk PSD1 (Pendidikan Setara Diploma) di Bandung, nama gadis itu ST (Bukan nama sebenarnya), kelahiran PB (RIAU) yang dikirim ortunya ke bandung untuk menuntut ilmu.Singkat cerita setelah kenal selama kurang-lebih 3 bulan, saya dengan ST pulang dari kuliah bareng seperti biasanya. Sebelum pulang ST meminta saya untuk mencium keningnya (Jelas saya lakukan, saya cinta). Tiba - tiba setelah saya melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba - tiba St memanggil..., Sep... kesini sebentar, langkahku terhenti dan membalikan badan untuk menghampirinya. Serta dia berbisik kedalam dulu yuk..., didalam ngak ada siapa-siapa, saya berhenti sejenak lalu masuk. ST dirumahnya hanya bertiga (Kakaknya, ST, dan Adiknya).Kemudian saya dipersilahkan duduk kemudian ST berkata, sebentar yach saya ganti dulu baju. 3 menit kemudian ST datang dengan membawa air minum dan duduk disamping saya. Kemudian dengan sedikit keberanian saya mencium bibir ST, dia hanya tertunduk malu sambil berkata "ich .. Asep jangan gitu ach..." dan pipinya memerah menambah kecantikannya. saya bilang "ST..., kamu cantik dech kalau pipi kamu merah..." lalu ST menyubit pas di "BURUNG"... saya sedikit teriak "Aduh... sakit donk". Kemudian ST langsung memegang "BURUNGKU" dan berkata "coba saya lihat..." sambil membuka retsleting celana saya...., "jangan ach malu... kata saya". Tanpa memikirkan hal apapun saya merelakan "BURUNGKU" dilihat sama ST, ST bilang "bagus yach... gede dan rada bengkok" (Memang "Punyaku" bengkok). Saya bilang "ST... kamu mau ?", tanpa menjawab ia hanya merebahkan badannya dikursi panjang tempat saya duduk, tanpa berpikir panjang saya lalu menindih dia..., saya ciumi dia saya buka kancing bajunya dan saya buka juga BH-nya, "SUSUNYA"(TOKETnya) masih kecil seukuran dengan kepalan tanggan. Saya julurkan lidah diputar kekiri-kekanan-keatas-kebawah untuk memainkan puting yang masih kecil. "TOKETnya" semakin lama-semakin mengeras dan kepala saya semakin ditekan ke "TOKETnya" dia, sampil memanggil- manggil nama saya "Terus ..sep, terus sep.., enak...sekali sep" dan terdengar desahan kecil aaacchhhhh... barengan itu pula saya ingin kebelakang.. rasanya pingin kencing, sambil mengangkat kepala dari "TOKETnya" dia saya bertanya berbisik "ech.. kamar kecilnya dimana", dia menjawab sambil mengangkat tangganya menunjukan arah "masuk ke situ... lurus lalu belok kanan", tanpa berpikir panjang saya langsung lari kekamar kecil dan keluarlah "ciaran perjaka" yang pertama. Tanpa sepengetahuanku ST ternyata mengikuti dari belakang, lalu masuk kekamar kecil itu dan bertanya sambil melihat "BURUNGku", "Sep... kamu koq tiba-tiba lari..., kenapa ?". Aku hanya terdiam dan aku tak tahu apa yang terjadi, badanku terasa lemas seperti yang sudah menempuh perjalanan jauh. Kemudian ST membuka baju dan BHnya yang sudah terlepas tadi. "Mandi ach..." ST bilang, tanpa rasa malu dia membuka seluruh pakaiannya didepanku dan digantungkannya dipaku dinding kamar mandi. Kemudian saya berpikir "Apa yang sedang saya lakukan ?", ST dengan tiba-tiba sangat bernafsu menciumi bibir dan leher saya, serta tangannya yang terampil mengocok "BURUNGku" yang dari tadi nongol dari retsleting yang belum saya tutup sampai terasa ngilu. Tangan ST yang sebelah kiri memegang pundak saya dan tangan yang sebelahnya lagi, tangan kanan menuntun "BURUNGku" yang tadi dikocok-kocok untuk dimasukan ke dalam "VAGINAnya". ST berbisik "Sep... koq ngak masuk-masuk...", saya bilang "ngak tahu atuh..., saya ngak bisa memasukinnya..., kayaknya terlalu sempit nich....", lalu ST berbisik "Kita pindah aja yuk kekamar, biar ngak susah ", sebelum kaki melangkah kami dikejutkan oleh bunyi bel pintu depan "Ding-Dong" (Waduh kagetnya minta ampun, jantung rasanya ngak karuan). Kami berdua saling bertatapan sejenak, kemudian dengan spontan ST meraih baju, BH serta CDnya yang digantung dipaku, saya langsung lari kedepan untuk membuka pintu, ternyata yang dateng ORTUnya dari RIAU(Kakaknya ternyata jemput ORTU dari AIRPORT). Pas buka pintu langsung Kakaknya bertanya "Dimana si ST, koq nge-bel dari tadi ngak di buka-buka pintunya, lagi pada ngapain sich kalian ?". Saya menjawab "Dari tadi ST ada dibelakang, saya disini... lalu ST teriak meminta agar saya membukakan pintunya, maafkan saya kak..., karena saya selaku tamu disini tidak ada hak untuk membuka pintu tanpa seizin tuan rumah. Dan saya kira tadi bukan kakak, jadi tidak saya buka". Kemudian sambil masuk kedalam kakaknya bergumam "Ach.. dasar kamu pintar cari alasan".* Ech..., para pembaca cerita-cerita seru tm, padahal saya kerumah itu baru satu kali itu saja, sebelumnya saya tidak pernah masuk, hanya diserambi depan dan itupun hanya mencium kening ST jika saya mau pulang ke rumah.Setelah itu ORTUnya ST berbincang bincang dengan saya (Interogasi), tanya asal-usul, ORTU, pekerjaan ortu, rumah sekarang pokoknya segalanya. Dan saya jelaskan semuanya, saya dibandung ini sejak masuk SMP.(Yach... inilah nasib anak kampung). Kemudian terdengar suara nyokapnya memarahi ST "Ngapain kamu pacaran sama anak kampung gitu..., mau dikasih makan apa kamu sama dia..., pokoknya MAMA ngak setuju kamu berhubungan sama dia". Beberapa menit kemudian ST datang dengan mata berkaca-kaca, merah tanda mau menangis dan ia meminta saya untuk meninggalkan rumah itu. Tidak banyak berkata saya langsung pulang tanpa pamit dan saya mengerti, serta mendengar apa yang nyokapnya bilang. Waktu itu menjelang pukul 18:00, aku pulang kerumah dengan 1001 pikiran dan pertanyaan, mengapa hal ini terjadi pada saya ?. Ditempat tidur kira-kira pukul 19:25 aku melamun memikirkan apa yang sudah saya alami siang tadi. Tiba - tiba terdengar ketukan pintu sambil mengucapkan "salam", dalam pikiranku "perasaan saya hafal suara itu" pas saya buka ternyata ST datang dengan wajah dan rambut lusuh dibasahi dengan keringat dan air mata, kemudian tanpa banyak bicara saya peluk, saya cium keningnya dan saya minta untuk menceritakan kenapa bisa begini. Sambil tersedu-sedu ST menjelaskan semuanya, bahwa setelah saya pulang ST bertengkar hebat dengan ORTUnya, lantas ia minta izin untuk tidur dirumah temannya "INA"(Bukan nama sebenarnya, yang sudah ia hubungi). Jika ortunya telpon bilangin ST ada disini, tapi sudah tidur, padahal sebenarnya ST kerumah saya "Dengan dalih nginep dirumah INA".Kemudian saya siapkan air hangat, saya bikin nasi goreng dan saya siapkan juga baju PIYAMA.(Maklum saat itu ortu masih dikampung dan rumah itu hanya cukup buat sendiri, jadi apa-apa mesti sendiri). Kemudian kami makan nasi goreng yang saya buat, lalu ST mengeluarkan airmata lagi, saya bilang "Udah dong ach..., jangan nangis lagi..." lalu ST berkata "Sep..., saya minta maaf atas omongan dan perlakuan orang tua saya terhadap kamu tadi siang", saya bilang "walaupun saya marah sama ortu kamu, tapi kalau melihat kamu senyum saya ngak bisa marah lho..." sambil sedikit merayu.Sampailah pada pukul 21:00, kita berdua pergi kekamar rasanya lelah sekali, saat itu dunia dalam berita, ST meminta saya untuk memeluknya dan berkata "Sep... apa yang bisa membuat kamu percaya bahwa saya betul-betul sayang sepenuhnya sama kamu", lalu saya berkata berikanlah "kesicuan" kamu, setelah kau berikan baru saya akan percaya. (Perlu pembaca ketahuai, bahwa saya belum pernah mencium "bau" wanita sebelumnya, mungkin karena saya tertutup atau karena saya masuk STM (Sekolah Teknik Menengah)dan teman-teman saya tidak ada perempuannya, hanya omong yang besaryang ada kalau membicarakan masalah wanita). Tapi setelah permintaan itu ST hanya berdiam saja, tanpa banyak komentar saya pegang toketnya, kemudian saya buka kancing baju piyamanya serta celana dan CDnya. ST seolah - olah pasrah dengan apa yang sala lakukan, kemudian saya mengulangi yang siang tadi saya lakukan. Saya isep puting toketnya, kemudian saya mainkan dengan lidah, lalu menyusuri leher, perut, tali pusar terus sampai bawah ke "hutan homogen" yang belum begitu banyak tumbuh bulu... hehehehhe.... dia tertawa manja sambil memanggil "Sep.. jangan geli sep..., ich.. asep... kamu apa - apaan geli ach....", saya berhenti sejenak dan saya tatap matanya yang penuh gairah, lalu saya berkata "Tapi kamu suka khan...." ia cuman mengangguk sambil tersenyum. Lantas saya lebih gila, saya jilatin daging yang ada didalam bibir "GUA" yang sempit itu..., ST semakin ganas dan liar... dengan keras ia mendorong-dorong kepala saya ke lubang "GUA" sambil menikmati jilatan lidahku. Lalu St meminta saya untuk memasukan "PENISku" ke dalam "GUAnya", kemudian saya membuka celana dan CDsaya, saya berikan "PENISnya" yang lumayan gede dan agak bengkok ketangan ST lalu dimemasukannya "PENISku" ke "GUAnya", mulanya susah masuk..., tapi atas kegigihan dan bantuan tangan ST akhirnya bisa masuk "Blessssh" terdengar sedikit rintihan ST "sakit sep..., sakit". Saya berpikir "baru aja 1/2 yang masuk udah gini..., bagaimana kalau semuanya masuk", kemudian saya berlahan-lahan menaik-turunkan pinggang saya berkali-kali, sambil memasukan "PENISku" lebih dalam lagi..., tidak terdengar rintihan hanya bisikan-bisikan mesra yang meminta agar saya memperdalam "galiannya", saking begitu nikmatnya ST memejamkan kedua matanya dan meminta lebih dalam lagi "Sep..., terus sep..., lebih dalam lagi..., terus..."beberapa saat kemudian terasa badan saya mengejang dan saya memeluk tubuh ST, tiba-tiba mata ST terbuka dan bertanya "Ada apa sep..., koq kamu berhenti...ech.. apa ini, koq terasa seperti ada yang menembah ulu hati saya", lalu dia berkata lagi "Sep..., tapi enak terusin dong..., ayo dong...". Kamudian saya coba untuk mengangkat "PENISku" tapi terasa ngilu sekali sampai saya "nyengir", ST bertanya "Sep.. kenapa sakit ?", saya jawab "Tidak...". Dan saya mulai menaik-turunkan pinggang untuk melanjutkan permainan walaupun ada rasa ngilu. Beberapa menit St meminta mempercepat tempo gerakan "Cepatin dikit..." sambil memegang pantat saya dan akhirnya ia mengejang kurang lebih 6 detik sambil memeluk erat badan saya dan melepaskan napas yang sepertinya tertahan dari tadi,
Langganan:
Postingan (Atom)